Instagram

19.1.15

Semester Tilu (Pilu)

Tak terasa banyak juga cerita sedih, senang, tawa, haru, dan lain-lainnya. 
Tiap semester punya ceritanya sendiri.
Adakalanya kita harus bangkit dan mengingat akan tujuan akhir kita.


Hari ini merupakan hari ke dua ku di Jakarta.
Ibu kota negara, rumah, dan tempat masa kecil.
Semenjak merantau ke kota pelajar, banyak hal-hal yang berubah.
Mulai dari bangunan, sistem, dan peraturan.


Ini cerita sedih yang ada di tiap semesternya.
Ketika masuk menjelang semester ke dua 
Seorang ibu dari teman ku bernama Muhammad Muyassar di panggil menghadap Yang Maha Kuasa.
Selang satu semester berganti.
Menjelang semester tiga seorang teman, sahabat, rekan, partner, Melyssa Wibowo P.  di panggil menghadap Yang Maha Kuasa. 
Sempat menjenguk di rumah sakit sehari sebelum beliau di panggil Sang Pencipta.
Rasanya seperti mimpi, tidak nyata, dan fana.
Semua berlalu begitu cepat.
Seseorang yang merupakan termasuk orang-orang pertama yang ku kenal di Teknik Sipil UGM.
Ingin rasanya memutar kembali waktu itu.
Ketika masih bisa bermain bersama, mengerjakan tugas bersama, makan bersama, dan tidurpun bersama........


Dan lagi, tepatnya Jumat, 16 Januari 2015
Sekaan tinggal selangkah.
Sekaan tinggal menunggu kurang dari sehari.
Menunggu hitungan jam saja.


Pada hari sebelumnya seorang sahabat ku bercerita dan bersedih karena Ayahnya terkena penyakit. 
Dia juga bercerita Ayahnya sudah tak kunjung sadar dan sudah di bawa ke rumah sakit.
Sahabatku ini berasal dari Bukit Tinggi, Sumatra Barat.
Tiket PP Padang - Yogyakarta tidaklah murah.
Waktu tempuh yang lumayan bemakan waktu.
Tadinya dia enggan untuk pulang ke kampung halamannya.
Namun ternyata menjelang hari itu kakaknya menyuruhnya untuk pulang.


Dipilihnya tanggal 16 Januari 2015
Dan pada pukul 1 dini hari Ayahanda dari sahabatku ini menghembuskan nafas terkhirnya.
Sungguh menyedihkan.
Sahabatku ini baru akan pulang di hari yang sama.
Memang Tuhan berkehendak lain.


Tak lama, pada siang menjelang sore aku pun menghubungi sahabatku ini via LINE.
Sempat menyemangati dia dengan beberapa quotes2 dan pesan2 ringan,
Setelah bertanya-tanya ternyata dia belum sempat melihat Ayahnya untuk terakhir kali dan dia juga bercerita bahwa keluarganya meminta izin untuk menguburkannya terlebih dahulu,
Sahabatku juga menambahkan bahwa Ayahandanya ingin bermain-main ke Yogyakarta kelak jika sahabatku ini lulus dari bangku kuliah.


Untuk Gema Alfajri sahabatku, 
Tetap semangat walaupun semuanya ini sangat memilukan.
Turut beduka cita yang sedalam-dalamnya dari keluarga ku juga.
Gemmy anak yang soleh kok, I know it!